Epistemologi, berasal dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, dan jenis pengetahuan.
Epistemology pertama kali dikembangkan oleh Plato dan Aristoteles yang bersifat rasional spekulatif. Yang dimaksud rasional spekulatif oleh plato semata-mata hanya didasarkan pada dunia ide, yaitu ide-ide bawaan manusia, Sedangkan yang dimaksud rasional spekulatif menurut Aristoteles pengetahun itu tidak berasal dari ide-ide bawaan manusia, Karena ide-ide bawaan itu sebenarnya tidak ada. Manusia memperoleh pengetahuan melalui proses pengamatan inderawi yang panjang yang disebut sebagai proses abstraksi.
Kemudian epistemology dikembangkan oleh al-Kindi, al-Farabi, dan ibn Sina menjadi rasional empiric, yang dimaksud rasional empiric yaitu para filosof muslim ini menambahkan bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui wahyu. Al-Ghazali mengembangkannya menjadi empiric trasendental, yakni pengetahuan yang diperoleh melalui kasyf atau intuisi. Selanjutnya, Ibn Rusyd menjadi empiric eksperimental yaitu epistemology yang dikembangkan al-Ghazali tidak mendasarkan pada hukum kasualitas, tetapi mengandalakan kasyfiyah (penyingkapan).
Menurut Muhammad Abid al-Jabiri epistemologi ada 3 macam, yaitu:
1. Epistemology Bayani
Bayani adalah suatu epistimologi yang mencakup disiplin-disiplin ilmu yang berpangkal dari bahasa Arab yaitu (nahwu, fikih dan usul fikih, kalam dan balaghah). Epistemology ini dapat dipahami dari tiga segi, yaitu segi aktivitas pengetahuan, diskursus pengetahuan ,dan system pengetahuan. Sebagai aktivitas pengetahuan berarti “tampak-menampakkan” dan “faham-memahamkan”.
Ada tiga karakter utama dalam epistemology bayani, ketiga pasang karakter tersebut membentuk konstruksi umum dari epistemology ini dan diandalkan sebagai metode operasionalnya, yaitu pasangan al-lafz-al-ma’na, al-asl-al-far’ dan al-khabr-al-qiyas.
2. Epistemologi Irfani
Epistemologi Irfani merupakan pengetahuan yang diperoleh qalb melalui kasyf, ilham, dan ‘lyan (persepsi langsung)
Menurut Irfaniyyun, pengetahuan tentang tuhan (hakikat Tuhan) tidak dapat diketahui melalui bukti-bukti empiris-rasional, namun diketahui melalui pengalaman langsung.
3. Epistemologi Burhani
Al-Burhan: Argumen yang pasti dan jelas. Merupakan aktivitas pikir untuk menetapkan kebenaran pernyataan melalui metode penalaran.